NAMA :
DELFI NOFITA SARI
NIM :
166048
KELAS : PBSI 2016 A
MATA KULIAH : MORFOLOGI
KOMPOSISI
Menurut Chaer, (2008:
209).Komposisi adalah penggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar
maupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung
dalam seuah kata.
Komposisi
adalah peristiwa bergabungnya dua morfem dasar tau lebih secara padu dan
menimbulkan arti yang relatif baru. (Muslich,2008: 57).
Secara garis
besar komposisi adalah peristiwa penggabungan kata dasar atau akar yang
membentuk makna yang berbeda dengan makna dasarnya.
A.
Komposisi dalam Peristilahan
(Alisjahbana,1953) dalam Chaer (2008:210) menjelaskan bahwa
Komposisi dalm peristilahan menggunakan istilah kata majemuk , istilah ini
digunakan untuk mengacu kepada konsep “gabungan dua buah kata atau lebih” yang
memiliki baru. Misalnya :
Kata Majemuk
|
Bukan Kata Majemuk
|
Bekerja Keras
|
Kumis Kucing
|
(Fokker, 1951) dalam Chaer,(2008:210). Menjelaskan bahwa komposisi
menggunakan istilah kelompok kata, yang dibedakannya atas kelompok longgar dan
kelompok erat. Kelompok longgar dimasudkan untuk kelompok kata yang hubungan
antara unsur-unsurnya bersifat mengikat sedangkan kelompok erat adalah kelompok
yang hubungannya antara unsur-unsurnya bersifat erat dan tidak dapat dipisahkan.
(C.A. Mess ,1957) dalam Chaer, (2008:210). Pembicaraan
komposisi menggunakan istilah kata majemuk dan aneksi. Dengan istilah kata
majemuk dimaksudkan untuk gabungan kata yang memiliki makna idiomatik, persis
sama dengan yang digunakan Alisyahbana. sedangkan aneksi dimaksudkan untuk
menyebut gabungan kata yang maknanya masih dapat ditelusuri secara gramatikal.
(Kridalakasana,1989) dalam Chaer ,(2008:211). Mengenai komposisi
Kridalaksana menyamakan istilah komposisi sama dengan perpaduan atau pemajukan,
yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
Dari beberapa pengertian mengenai komposisi dalam peristilahan
dapat disimpulkan bahwa komposisi secara garis besar dimaknai sebagai
penggabungan dua kata.(Chaer,2008)
a.
Komposisi Semantik Komposisi
Tujuan dari komposisi ialah
menampung atau mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan kita tetapi
belum ada wadahnya dalam sebuah kata. Dilihat dari usaha untuk menampung
konsep-konsep ini dapat dibedakan adanya lima macam komposisi.
1.
Komposisi yang menampung
konsep-konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang
koordinatif. Misalnya penggabungan dasar makan dan dasar minum menjadi
komposisi makan minum.
2.
Komposisi yang menampung
konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang
subordinatif. Dalam komposisi ini unsur pertama merupakan unsur utama dan unsur
kedua merupakan unsur penjelas. Misalnya dasar sate sebagai unsur utama
digabung dengan dasar ayam sebagai unsur penjelas, dasar ayam memiliki komponen
makna (+bahan).
3.
Komposisi yang menghasilkan
istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tertentu, meskipun
bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam
bidang ilmu atau kegiatan tertentu.
Ø Istilah Olahraga
Tolak Peluru
Angkat Besi
Ø Istilah Lingusitik
Fonem Vokal
Morfem Bebas
Ø Istilah Politik
Suaka Politik
Hak Angket
Ø Istilah Pendidikan
Buku Ajar
Tahun Ajaran
Ø Istilah Agama (Islam)
Hadis Sahih
Ayat Kursi
Wali Hakim
4.
Komposisi pembentuk idiom, yakni
penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna
yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatkal. Misalnya
penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau
dengan makna pengadilan, dan merupakan macam idiom penuh karena semua unsurnya
merupakan satu kesatuan, sedangkan idiom sebagian, yaitu idiom yang
salah satunya unsurnya masih bermakna leksikal, misalnya darfta hitam, daftar
yang berisi nama-nama orang yang diduga berbuat salah.
5.
Komposisi yang menghasilkan nama,
yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata. Misalnya Stasiun
Gambiran. (Chaer, 2008: 215)
b.
Pengembangan Komposisi
Pada tahap pertama tentunya komposisi baru dalam bentuk
tunggal, seperrti dasar kereta dengan dasar api menjadi komposisi
kereta api, namu akibat perkembangan teknologi dan budaya kereta api dapat
digabungkan lagi dengan dasar ekspres sehingga menjadi kereta api ekspres.
Dilihat dari segi semantik, semakin luas komposisi itu maka maknaya semakin
“sempit”. kata kereta mencakup semua jenis kereta, termasuk kereta kuda, kereta
listrik, kereta perang, dan sebagainya.makna kereta api hanya mencakup kereta
yang digerakkan dengan tenaga api (dalam hal ini lokomotif) jadi tidak termasuk
kuda dan yang lain-lain. Lalu makna kereta ekspres semakin “sempit” larena
semua kereta pai yang bukan ekspres tidak termasuk dalam komposisi itu.
Komposisi Kelapa hijau, Kelapa muda menimbulkan
ambiguitas seharusnya dalam konstruksinya hasrus diberi bantuan konjungsi yang
sehingann menjadi kelapa yang hijau atau kelapa yang muda. (Chaer, 2008:216)
B.
Komposisi Nominal
Komposisi Nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori nomia. misalnya komposisi kakek nenek dan baju baru. Pembentukan
komposisi nomina :
a.
nomina + nomina : kakek nenek,
meja kayu, sate kambing
b.
nomina + verba : meja makan, buku
ajar, ruang tunggu
c.
nomina + ajektifa : guru muda, mobil
kecil, meja hijau
d.
adverbia + nomina : bukan uang,
banyak buaya
1.
Komposisi Nominal Bermakna
Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang ,uncul dalam proses penggabungan
dasar dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. (Chaer,2008)
No
|
Makna Gramtikal
|
Komponen makna
|
Sisipan
|
Contoh
|
1.
|
Gabungan biasa
|
(+pasangan antonim
relasional)
(+anggota dari satu medan makna)
|
dan
|
ayah ibu, guru murid
sawah ladang, kampung halaman
|
2.
|
Bagian
|
(+keseluruhan yang mencakup unsur
pertama)
|
Dari
|
awal tahun, tengah semester
|
3.
|
Kepunyaan atau milik
|
(+benda termilik), (+insan), (+
yang diinsakan), (+pemilik)
|
Milik
|
sepatu adik, rumah nenek, tanah
negara
|
4.
|
Asal bahan
|
(+bahan pembuat unsur pertama)
|
terbuat dari
|
cincin emas, sate ayam
|
5.
|
Asal tempat
|
(+ tempat bersalnya unsur pertama)
|
berasal dari
|
Sate madura, dodol garut
|
6.
|
Bercampur atau dicampur dengan
|
(+pencampur unsur pertma)
|
bercampur
|
teh susu, roti keju, lontong sayur
|
7.
|
Hasil bauatan
|
(+{pembuat unsur pertama)
|
Buatan
|
Puisi Chairil, mobil jepang
|
8.
|
Tempat melakukan sesuatu
|
(+ruang) unsur pertama
(+tindakan) unsur kedua
|
Tempat
|
rumah makan, meja tulis, ruang
tunggu
|
9.
|
Kegunaan tertentu
|
(+kegunaan) unsur pertama
(+tindakan) unsur kedua
|
Kegunaan
|
uang belanja, mobil dinas, kapal
perang
|
10.
|
Bentuk
|
(+benda) unsur pertama
(+bentul/wujud) unsur kedua
|
berbentuk
|
meja bundar, rumah mungil, karet
gelang
|
11.
|
Jenis
|
(+benda generik) unsur pertama
(+benda spesifik) unsur kedua
|
berbentuk
|
mobil sedan, pisau lipat, ayam
petelur
|
12.
|
Keadaan
|
(+benda) unsur pertama
(+keadaan) unsur kedua
|
dalam keadaan
|
mobil rusak, daerah kumuh,bangku
baru
|
13.
|
Seperti atau Menyerupai
|
(+benda buatan) unsur pertama
(+ ciri khas benda) unsur kedua
|
seperti atau serupa
|
gula pasir, akar rambut
|
14.
|
Jender atau jenis kelamin
|
(+mahluk) unsur pertama
(+gender) unsur kedua
|
berkelamin
|
ayam jantan, sapi betina
|
15.
|
Model
|
(+benda buatan) unsur pertama
(+ciri khas dari sesuatu)
|
Model
|
celana jengki, topi koboi, rambut
prajurit
|
16.
|
Memakai atau menggunakan
|
(+benda alat) unsur pertama
(+bahan yang digunakan”) unsur
kedua
|
Memakai
|
kapal layar, mesin uap, rem angin
|
17.
|
Yang di...
|
(+perlakuan terhadap unsur
pertama)
|
yang di..
|
anak angkat, ayam goreng
|
18.
|
Ada di...
|
(+kegiatan) unsur pertama
(+ruang/ tempat) unsur kedua
|
Di
|
bajak laut, kapal udara
|
19.
|
Yang (biasa) melakukan
|
(+pelaku) unsur pertama
(+tindakan atau kegiatan)
|
melakukan atau mengerjakan
|
jago balap, jago makan. juru bayar
|
20.
|
Wadah atau tempat
|
(+wadah) unsur pertama (+benda
berwadah) unsur kedua
|
wadah atau tempat
|
kaleng cat, botol kecap
|
21.
|
Letak atau posisi
|
(+benda) unsur pertma
(+posisi) unsur kedua
|
berada di....
|
pintu depan, kamar tengah,pintu
samping
|
22.
|
Mempunyai atau dilengkapi dengan
|
(+benda alat) unsur pertma
(+pelengkap) unsur kedua
|
mempunyai atau dilengkapi dengan
|
kursi roda, rumah tingkat, truk
gandengan
|
23.
|
Jenjang tahap atau tingkat
|
(+keguatan) unsur pertama
(+tahap / tingkatan)
|
tahap atau tingkat
|
sekoah dasar, pemain pemula
|
24.
|
Rasa atau bau
|
(+ benda rasa/bau) unsur pertama
(+ rasa / bau) unsur kedua
|
rasanya atau baunya
|
kacang asin, gulai pedas, mi sedap
|
2.
Komponen Nominal Bermakna
Idiomatikal
Idiom dibagi menjadi dua jenis yakni idiom penuh dengan Idiom sebagian,
idiom penuh artinya seluruh komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat di
prediksi secara leksikal maupun secara gramatikal. Misalnya : orang tua, dalam
arti “ayah dan ibu”. Meja hijau arti “pengadilan. Kambing hitam, dalam arti
“orang yang dipermasalahkan dalam suatu perkara”.
catatan : makna idiomatik baru jelas apabila berada dalam
konteks kalimat, contoh : Semua oran tua murid sudah hadir di aula.
Idiom sebagian adalah salah satu unsurnya masih memiliki makna
leksikalnya, seperti: daerah hitam,koran kuning, gaji buta. (Chaer, 2008:223)
3.
Komponen Nominal Metaforis
Komponen nominal yang salah satunya unsurya digunakan secra
metaforis, yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh
unsur tersebut.misalnya unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna
metaforis dari komponen makna kaki yaitu, (+ terletak pada bagian bawah).
sedangkan pada komposisi kaki meja diberi komponen yakni, (+penunjang
berdirinya tubuh. (Chaer, 2008:223)
4.
Komponen Nominal Nama dan Istilah
Sebagai istilah makna komposisi ini tidak bermakna gramatikal,
tidak bermakna idiomatikal juga tidak bermakna metaforis. Berikut
beberapa contoh nama dan istilah : (Chaer, 2008:224)
Nama
|
Istilah
|
Hotel Indonesia
|
buku ajar
|
IKIP Jakarta
|
lepas landas
|
Apotek Rini
|
amak amgkat
|
Kali Ciliwung
|
bapak angkat
|
Abdul Rahman
|
pintu darurat
|
5.
Komposisi Nominal dengan Adeverbia
Makna komposisi jenis ditentukan oleh makna “leksikal” dari kata
adverbia itu. Adverbia yang mendampingi nomina adalah, adverbia yang menyatakan
negasi, yakni bukan, tanpa, tiada dan adverbia yang menyatakan jumlah, yakni
beberapa,banyak, sedikit, sejumlah, jarang, kurang. Contoh : bukan anjing,
tanpa uamg, banyak hujan, beberapa siswa, sedikit air.
Kedalam kelompok ini bisa juga dimasukkan komposiis dengan unur
preposisi, seperti : di pasar, dari kampus, ke hutan. (Chaer, 2008:224)
C.
Komposisi Verbal
Komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori verbal. misalnya menyanyi menari dan datang menghadap.
Komposisi
verbal dibentuk dari dasar :
a.
Verba + verba, contoh : menyanyi
menari, duduk termenung
b.verba + nomina, contoh : gigit jari, membanting tulang, makan
tangan
c.
verba + ajektifa, contoh : lompat
tinggi, lari cepat, berkata keras.
d.adverbia + verba, contoh : sudah makan, tidak datang, brlum
jumpa.(Chaer, 2008:225)
1.
Komposisi Verbal bermakna gramatikal
No
|
Makna Gramatikal
|
Kompoen Makna
|
Sisipan
|
Contoh
|
1.
|
Gabungan biasa
|
kedua unsur memiliki komponen yang
sama
|
dan
|
bimbang ragu,bujuk rayu
|
kedua unsur merupakan anggota dari
satu medan makna
|
belajar mengajar, makan minum
|
|||
kedua unsur merupakan pasangan
berantonim
|
jual beli, jatuh bangun
|
|||
2.
|
gabungan mempertentangkan
|
pasagan berantonim
|
atau
|
hidup mati, gerak diam
|
3.
|
sambil
|
(+tindakan) dan (+gerak) unsur
pertama
(+tindakan) dan (-gerak) unsur
kedua
|
sambil
|
datang membawa, datang menangis
|
4.
|
lalu
|
(+tindakan) dan (+gerak) unsur
pertama (+tindakan) dn (-gerak) unsur kedua
|
lalu
|
datang berteriak-teriak, datang
marah-marah
|
5.
|
untuk
|
(+tindakan) dan (+gerak) unsur
pertama
(+tindakan dan (+_ sasaran)
|
untuk
|
datang mengaih (hutang), pergi
membayar (pajak)
|
6.
|
dengan
|
(+tindakan) dan (+gerak) unsur
pertama
(+tindakan) dan (+keadaan) unsur
kedua
|
dengan
|
datang merangkak, ngesot
|
7.
|
secara
|
(+tindakan) dan (+cara)
|
secara
|
terju bebas, makan besar-besaran
|
8.
|
alat
|
(+tindakan) unsur pertama
(+alat) atau (+yang digunakan)
unsur kedua
|
menggunakan
|
balap mobil, balap sepeda
|
9.
|
waktu
|
(+ kegiatan) unsur pertama
(+saat) atau (+ketika)
|
waktu
|
ronda malam, apel pagi
|
10.
|
karena
|
(+kejadian) unsur pertama
(+penyebab) unsur kedua
|
karena
|
cerai mati, mabuk laut
|
11.
|
terhadap
|
(+peristiwa) unsur pertama
(+bahaya) unsur kedua
|
terhadap atau akan
|
kedap air, kedap suara
|
12.
|
menjadi
|
(+penyebab) unsur pertama
(+akibat) unsur kedua
|
menjadi
|
jatuh cinta, jatuh sakit
|
13.
|
sehingga
|
(+tindakan) unsur pertama
(+kesudahan) unsur kedua
|
sehingga atau sampai
|
tembak mati, temabak jatuh
|
14.
|
Menuju
|
(+gerak arah) unsur pertama
(+ arah tujuan) unsur kedua
|
ke atau menuju
|
belok kiri, belok kanan
|
15.
|
arah kedatangan
|
(+ gerak arah) unsur pertama
(+ tempat kegiatan) unsur kedua
|
dari
|
pulang kantor, pulang kerja
|
16.
|
Seperti
|
(+keadaan) unsur pertama
(+perbandingan) unsur kedua
|
seperti atau sebagai
|
lurus tabung, mati kutu
|
2.
Komposisi verbal bermakna
idiomatikal
Ada sejumlah komposisi verbal yang bermakna idiomatikal, yaitu
makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secara leksikal maupun
gramtikal. misalnya “makan garam” dalam arti pengalaman.
Komposisi verbal bermakna idiomatikal berstrujtur verba + nomina
atau berupa klausa predikat + objek atau objek + pelengkap.
Berkenaan dengan konstruksi predikat + objek makna verba yang
menjadi predikat itu sangat bergantung padanomina, sebagi objek yang
mengikutinya, contoh : makan, mengambil, menjual. (Chaer,2008:229)
Contoh
|
Jenis makna
|
makan tempe
|
bermakna gramatikal
|
makan tangan
|
bermakna idiomatical
|
makan ongkos
|
bermakna polisemi
|
3.
Komposisi verbal dengan adverbia
Adverbia pendamping verba:
jenis
adverbia
|
kata-kata
adverbial
|
adverbia negasi
|
tidak, tak, tanpa
|
adverbia kala
|
sudah,tngah lagi, akan
|
adverbia keselesaian
|
sudah, tengah, belum
|
adverbia aspektual
|
boleh, wajib, harus
|
adverbia frekuensi
|
sering, jarang
|
adverbia kemungkinan
|
mungkin, pasti
|
Sebuah verba berstatus sebagi pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa
bisa di dampingi oleh sebuah adverbia tertentu tetapi bisa juga didampingi oelh
dua adverbia atau lebih. contoh : sudah tidak makan, tidak akan makan. (Chaer,
2008:231)
D.
Komposisi Ajektival
Komposisi ajektifal adalah komposisi yang pada satuan klausa,
berkategori ajektiva. Komposisi ajektifal dapat dibentuk dengan dasar :
a.
ajektifa + ajektifa : tua muda
b.
ajektifa + nomina : merah darah
c.
ajektifa + verba : takut pulang
d.
adverbia + ajektifa : tidak berani.
(Chaer, 2008:231)
1.
Komposisi Ajektival bermakna
Gramatikal
No
|
Makna Gramtikal
|
komopnen makna
|
sisipan
|
Contoh
|
1.
|
gabungan biasa
|
pasangan bersinonim
|
dan
|
cantik molek
|
berantonim
|
tua muda
|
|||
bertentangan
|
bulat panjang
|
|||
2.
|
alternatif atau pilihan
|
bertentangan sebagai pasangan
berantonim
|
atau
|
buruk baik, panjang pendek
|
pasangan yang tidak memiliki
antonim
|
jujur tidaknya
|
|||
3.
|
seperti
|
(+warna) unsur pertama
(+benda bewarna) unsur kedua
|
seperti
|
merah jambu, merah darah
|
4.
|
serba
|
komponen makna sam dengan dasar
|
reduplikasi utuh
|
putih putih
|
5.
|
untuk
|
(+sikap batin) unsur pertama
(+kejadian/ peristiwa) unsur kedua
|
untuk
|
takut mati
|
6.
|
kalau
|
(+perasaan batin) unsur pertama
(+tindakan) unsur kedua
|
kalau
|
sedih mendengar
|
2.
Komposisi ajektival bermakna
idiomatikal
Ada sejumlah komposisi ajektifal bermakna idiomatikal, yakni yang
tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun grmatukal. misalnya : panjang
usus dalam arti sabar. (Chaer, 2008:234)
3.
Komposisi Ajektival dengan Adverbial
Ada dua macam adverbia pendamping komposisi yaitu :
a.
Adverbia negasi : tidak
Contoh: tidak
bagus, tidak baik, tidak mudah, tidak lurus, dan tidakmcantik
b.
adverbia derajat : agak, sama,
lebih, kurang, sangat, amat, sekali
Contoh: agak
tinggi, agak lurus, sama baik, sama tinggi, lebih muda, kurang indah, sangat
indah, amat baik, tua sekali. (Chaer, 2008: 234)
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar