NAMA :
DELFI NOFITA SARI
NIM :
166048
KELAS : PBSI 2016 A
MATA KULIAH : MORFOLOGI
JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA
Berikut merupakan jeni-jenis morfem
Bahasa Indonesia menurut (Muslich, masnur 2010:16):
A.
Jenis morfem berdasarkan kemampuan
berdistribusi.
Morfem
distribusi adalah morfem berulang yang memiliki dua variasi atau dua jenis,
yaitu terikat dan bebas.
1.
Bentuk terikat, adalah bentuk morfem
yang tidak dapat berdiris sendiri dan dapat juga tidak memiliki makna jiak
berdiri sendiri. Contoh:
Kacau balau = morfem balau
tidak dapat berdiri sendiri karena tidak memiliki makna, sedangkan kacau
dapat berdiri sendiri dan memiliki makna.
2.
Bentuk bebas adalah bentuk morfem yang
dapat berdiri sendiri dan meiliki makna, berupa kata dasar. Contoh:
Jual, beli, tidur.
B.
Jenis morfem berdasarkan
produktifitas.
Morfem ini
dijeniskan berdasarkan atas dasar kemampuannya membentuk kata-kata baru,
biasanya dibatasi dengan morfem terikat khususnya afiks. Yang dibedakan dalam:
1.
Afiks produktif adalah morfem afiks
yang sangat produktif untuk membentuk kata-kata yang baru, bahkan dapat
membentuk kata-kata baru sebanyak-banyaknya. Contoh:
Ø Afiks {ke-an} dapat menjadi = keterlaluan, keterlambatan,
kesejahteraan, keadilan, kesuksesan, dsb.
Ø Afiks {per-an} dapat menjadi = perkoperasian, perbankan,
perkotaan, perkebunan.
2.
Afiks tak produktif adalah morfem afiks yang distribusinya terbatas pada
beberapa kata yang tidak dapat lagi membentuk kata-kata bari. Contoh:
Ø Afiks {-man} dapat menjadi = budiman, seniman.
Ø Afiks {-el-}, {-em-}, {-er} yang terdapat pada kata = gemetar,
gerigi, gemuruh, temali.
C.
Jenis morfem berdasarkan relasi
antar unsurnya.
1.
Morfem utuh adalah morfem yang
deretan fonemnya tidak terpisah atau morfem yang unsurnya bersambung secara
langsung. Contoh:
Ø Bermain
Ø Memakan
Ø Membaca
2.
Morfem terbelah adalah morfem yang
terpisah dalam pemakaiannya atau morfem yang tidak tergantung menjadi satu
kesatuan. Morfem itu terbelah oleh morfem lain. Contoh:
Ø {ke-an} menjadi kehabisan,
Ø {ber-an} menjadi berlarian.
Dalam morfem tersebut terdapat imbuhan {ke-an}
D.
Jenis morfem berdasarkan sumbernya.
Jenis morfem
ini diarahkan pada asal morfem itu sendiri. Berdasarkan sumbernya, morfem dapat
dibedakan menjadi:
1.
Morfem berasal dari Bahasa Indonesia
asli dapat dibedakan menjadi empat jenis:
a.
Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang
diletakkan didepam kata dasar. Di dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa
awalan, yaitu ber-, per-, meng-, di-, ter-, ke-, dan se-. Contoh
:
1)
Bertemu, berjalan, berdoa,
2)
Persegi
3)
Menggali, meninju
4)
Dilipat, ditiru
5)
Tertawa, terlihat
6)
Kesatu, kedua
7)
Setempat, sedesa
b.
Infiks (sisipan)
Sisipan adalah imbuhan yang
diletakan ditengah kata dasar. Seperti, -el, -em, -er, dan –in.
contoh kata:
1)
Getar = gemetar
2)
Gigi = gerigi
3)
Geger = gelegar
4)
Kelut = kemelut
c.
Sufiks (akhiran)
Akhiran adalah imbuhan yang
diletakkan pada akhir kata dasar. Seperti, -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati,
dan –nya.contoh kata:
1)
Ambil = ambilkan
2)
Seni = seniman
3)
Warta = wartawan
4)
Minum = minuman
5)
Kecil = kecilkan
d.
Konfiks (imbuhan terbelah)
Komfiks adalah imbuhan yang
diletakkan pada awal dan akhir kata dasar. Contoh kata:
1)
Ke-…-an = keuangan, kesakitan, kebaikan.
2)
Ber-…-an = berterbangan, berhamburan, berjatuhan
3)
Peng-…-an = pengalaman, pengambilan
4)
Per-…-an = pergaulan, pertemuan
2.
Morfem yang berasal dari bahasa daerah
yang ada di Indonesia.
Contoh : melakonkan = lakon berasal dari bahasa jawa
Legowo = berasal dari bahasa jawa
Berjoget = joget berasal
dari bahasa jawa
3.
Morfem yang berasal dari bahasa
asing, apabila morfem afiks yang berasal dari bahasa Indonesia asli hanyan
memiliki makna gramatikal, maka afiks afiks yang masuk dalam bahasa Indonesia
pun harus demikian. Contoh:
Ø Bentuk {-is} = pancasilais
Ø Bentuk {-isasi} = turinisasi
Ø Bentuk {-us} = politikus
Ø Bentuk {-if} = sportif
E.
Jenis morfem berdasarkan jumlah fonem
yang menjadi unsurnya. Dapat dibedakan menjadi:
1.
Monofonemis adalah morfem yang
berunsur satu fonem. Contoh:
Ø Morfem {-i} dalam memetik
Ø Morfem {a-} dalam amoral
2.
Polifonemis adalah mofem yang
berunsur lebih dari satu fonem. Contoh:
Ø Dua fonem : {-an}, {di-}, {ke-}
Ø Tiga fonem :{ber-}, {meN-}, {dua}, {itu}
Ø Empat fonem : {satu}, {baik}
Ø Lima fonem : {serta}, {makin}
Ø Eman fonem : {bentuk}, {sambil}
Ø Tujuh fonem : {bentrok}, {cokelat}
Ø Delapan fonem : {semboyan}
Ø Sembilan fonem : {penasaran}
Ø Sepuluh fonem : {malapetaka}
F.
Jenis morfem berdasarkan keterbukaan bergabung dengan
morfem lain.
Dalam
pemakaiannya, morfem-morfem bahasa Indonesia ada yang mempunyai kemungkinan
bergabung dengan morfem lain, namun ada juga yang tidak.
1.
Morfem bentuk terbuka adalah morfem
yang memungkinkan bergabung dengan morfem lain.
Misalnya paku dan bajak memungkinkan
bergabung dengan morfem lain dengan afiks {meN-}, {di-} yang dapat menjadi= memaku,
membajak, dipaku, dibajak.
2.
Morfem bentuk tertutup adalah morfem
yang tidak mempunyai kemungkinan untuk bergabung dengan morfem lain.
Misalnya jarum dan tongkat.
G.
Jenis morfem berdasarkan makna.
Morfem
berdasakan makna dibedakan menjadi dua, yaitu makna leksikal dan gramatikal.
1.
Morfem leksikal adalah morfem yang
langsung bermakna dan maknanya bisa diperiksa dalam kamus-kamus umum. Contoh:
Ø Lapar
Ø Lapor
Ø Kuda
Ø Merah
2.
Morfem gramatikal adalah morfem yang
diketahui maknanya bila sudah berada dalam konstruksi yang lebih besar, atau
dapat dikatakan telat melekat pada bentuk-bentuk dasar (kata dasar). Contoh:
Ø Terdakwa, ter- bermakna “yang
di…”
Ø Tertipu, ter- bermakna “yang
di…”
Ø Terinjak, ter- bermakna “yang
di…”
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, masnur. 2010. Tata
Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar