Selasa, 09 Januari 2018

JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA

NAMA       : DELFI NOFITA SARI
NIM            : 166048
KELAS       : PBSI 2016 A
MATA KULIAH  : MORFOLOGI
JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA
Berikut merupakan jeni-jenis morfem Bahasa Indonesia menurut (Muslich, masnur 2010:16):
A.    Jenis morfem berdasarkan kemampuan berdistribusi.
Morfem distribusi adalah morfem berulang yang memiliki dua variasi atau dua jenis, yaitu terikat dan bebas.
1.      Bentuk terikat, adalah bentuk morfem yang tidak dapat berdiris sendiri dan dapat juga tidak memiliki makna jiak berdiri sendiri. Contoh:
Kacau balau = morfem balau tidak dapat berdiri sendiri karena tidak memiliki makna, sedangkan kacau dapat berdiri sendiri dan memiliki makna.
2.      Bentuk bebas adalah bentuk morfem yang dapat berdiri sendiri dan meiliki makna, berupa kata dasar. Contoh:
Jual, beli, tidur.
B.     Jenis morfem berdasarkan produktifitas.
Morfem ini dijeniskan berdasarkan atas dasar kemampuannya membentuk kata-kata baru, biasanya dibatasi dengan morfem terikat khususnya afiks. Yang dibedakan dalam:
1.      Afiks produktif adalah morfem afiks yang sangat produktif untuk membentuk kata-kata yang baru, bahkan dapat membentuk kata-kata baru sebanyak-banyaknya. Contoh:
Ø  Afiks {ke-an} dapat menjadi = keterlaluan, keterlambatan, kesejahteraan, keadilan, kesuksesan, dsb.
Ø  Afiks {per-an} dapat menjadi = perkoperasian, perbankan, perkotaan, perkebunan.
2.      Afiks tak produktif adalah  morfem afiks yang distribusinya terbatas pada beberapa kata yang tidak dapat lagi membentuk kata-kata bari. Contoh:
Ø  Afiks {-man} dapat menjadi = budiman, seniman.
Ø  Afiks {-el-}, {-em-}, {-er} yang terdapat pada kata = gemetar, gerigi, gemuruh, temali.
C.     Jenis morfem berdasarkan relasi antar unsurnya.
1.      Morfem utuh adalah morfem yang deretan fonemnya tidak terpisah atau morfem yang unsurnya bersambung secara langsung. Contoh:
Ø  Bermain
Ø  Memakan
Ø  Membaca
2.      Morfem terbelah adalah morfem yang terpisah dalam pemakaiannya atau morfem yang tidak tergantung menjadi satu kesatuan. Morfem itu terbelah oleh morfem lain. Contoh:
Ø  {ke-an} menjadi kehabisan,
Ø  {ber-an} menjadi berlarian.
Dalam morfem tersebut terdapat imbuhan {ke-an}


D.    Jenis morfem berdasarkan sumbernya.
Jenis morfem ini diarahkan pada asal morfem itu sendiri. Berdasarkan sumbernya, morfem dapat dibedakan menjadi:
1.      Morfem berasal dari Bahasa Indonesia asli dapat dibedakan menjadi empat jenis:
a.       Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan didepam kata dasar. Di dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa awalan, yaitu ber-, per-, meng-, di-, ter-, ke-, dan se-. Contoh :
1)      Bertemu, berjalan, berdoa,
2)      Persegi
3)      Menggali, meninju
4)      Dilipat, ditiru
5)      Tertawa, terlihat
6)      Kesatu, kedua
7)      Setempat, sedesa
b.      Infiks (sisipan)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan ditengah kata dasar. Seperti, -el, -em, -er, dan –in. contoh kata:
1)      Getar = gemetar
2)      Gigi = gerigi
3)      Geger = gelegar
4)      Kelut = kemelut
c.       Sufiks (akhiran)
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada akhir kata dasar. Seperti, -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, dan –nya.contoh kata:
1)      Ambil = ambilkan
2)      Seni = seniman
3)      Warta = wartawan
4)      Minum = minuman
5)      Kecil = kecilkan
d.      Konfiks (imbuhan terbelah)
Komfiks adalah imbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir kata dasar. Contoh kata:
1)      Ke-…-an = keuangan, kesakitan, kebaikan.
2)      Ber-…-an = berterbangan, berhamburan, berjatuhan
3)      Peng-…-an = pengalaman, pengambilan
4)      Per-…-an = pergaulan, pertemuan
2.      Morfem yang berasal dari bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Contoh : melakonkan = lakon berasal dari bahasa jawa
Legowo = berasal dari bahasa jawa
Berjoget = joget berasal dari bahasa jawa
3.      Morfem yang berasal dari bahasa asing, apabila morfem afiks yang berasal dari bahasa Indonesia asli hanyan memiliki makna gramatikal, maka afiks afiks yang masuk dalam bahasa Indonesia pun harus demikian. Contoh:
Ø  Bentuk {-is} = pancasilais
Ø  Bentuk {-isasi} = turinisasi
Ø  Bentuk {-us} = politikus
Ø  Bentuk {-if} = sportif
E.     Jenis morfem berdasarkan jumlah fonem yang menjadi unsurnya. Dapat dibedakan menjadi:
1.      Monofonemis adalah morfem yang berunsur satu fonem. Contoh:
Ø  Morfem {-i} dalam memetik
Ø  Morfem {a-} dalam amoral
2.      Polifonemis adalah mofem yang berunsur lebih dari satu fonem. Contoh:
Ø  Dua fonem : {-an}, {di-}, {ke-}
Ø  Tiga fonem :{ber-}, {meN-}, {dua}, {itu}
Ø  Empat fonem : {satu}, {baik}
Ø  Lima fonem : {serta}, {makin}
Ø  Eman fonem : {bentuk}, {sambil}
Ø  Tujuh fonem : {bentrok}, {cokelat}
Ø  Delapan fonem : {semboyan}
Ø  Sembilan fonem : {penasaran}
Ø  Sepuluh fonem : {malapetaka}
F.      Jenis morfem  berdasarkan keterbukaan bergabung dengan morfem lain.
Dalam pemakaiannya, morfem-morfem bahasa Indonesia ada yang mempunyai kemungkinan bergabung dengan morfem lain, namun ada juga yang tidak.
1.      Morfem bentuk terbuka adalah morfem yang memungkinkan bergabung dengan morfem lain.
Misalnya paku dan bajak memungkinkan bergabung dengan morfem lain dengan afiks {meN-}, {di-} yang dapat menjadi= memaku, membajak, dipaku, dibajak.
2.      Morfem bentuk tertutup adalah morfem yang tidak mempunyai kemungkinan untuk bergabung dengan morfem lain.
Misalnya jarum dan tongkat.
G.    Jenis morfem berdasarkan makna.
Morfem berdasakan makna dibedakan menjadi dua, yaitu makna leksikal dan gramatikal.
1.      Morfem leksikal adalah morfem yang langsung bermakna dan maknanya bisa diperiksa dalam kamus-kamus umum. Contoh:
Ø  Lapar
Ø  Lapor
Ø  Kuda
Ø  Merah
2.      Morfem gramatikal adalah morfem yang diketahui maknanya bila sudah berada dalam konstruksi yang lebih besar, atau dapat dikatakan telat melekat pada bentuk-bentuk dasar (kata dasar). Contoh:
Ø  Terdakwa, ter- bermakna “yang di…”
Ø  Tertipu, ter- bermakna “yang di…”
Ø  Terinjak, ter- bermakna “yang di…”
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar