Selasa, 09 Januari 2018

IDENTIFIKASI MORFEM

NAMA       : DELFI NOFITA SARI
NIM            : 166048
KELAS       : PBSI 2016 A
MATA KULIAH  : MORFOLOGI
IDENTIFIKASI MORFEM
Menurut (Chaer, 2008: 13) identifikasi morfem adalah sebagai berikut:
A.    MORF
Morf merupakan bentuk yang belum diketahui statusnya atau belum jelas statusnya, apakah akan menjadi . Contoh:
meN    =                     {me-}, {meng-}, {mer-}, {men-}, {meny-}
morf                                        alomorf
B.     MORFEM
Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang bermakna. Morfem dapat berupa kata dasar dan juga dapat berupa afiks.
Morfem memiliki dua macam, yaitu mofem bebas dan morfem terikat.
1.      Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri yang berupa kata dasar, seperti jual, beli, duduk, dan tidur. Contoh tersebut merupakan satuan terkecil yang memiliki makna. 
2.      Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain. Dalam hal ini semua afiks dalam Bahasa Indonesia merupakan morfem terikat. Morfem terikat yang berupa kata dasar seperti, henti, juang, dan geletak. Untuk dapat digunakan morfem tersebut harus digabung atau afiks dengan morfem lain.Misalnya :
Juang = berjuang, pejuang
Henti= berhenti, perhentian, menghentikan
Ø  Contoh :
Membantu =    morfem bebas: bantu
Morfem terikat : mem-
                        Mencari =       morfem bebas : cari
                                                Morfem terikat : men-
                        Membawa =    morfem bebas : bawa
                                                Morfem terikat : mem-



Ø  Bagan morfem :

Morfem                                   bebas =            dasar

terikat =           dasar
                                                                        afiks
C.     ALOMORF
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama. Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki sebuah alomorf, namun ada juga yang memiliki beberapa alomorf. Misalnya morfem ber- memiliki tiga bentuk alomorf yaitu ber- , be- , dan bel-.
MORFEM
ALOMORF
CONTOH (PADA KATA)
ber-
ber-
bertemu, berdoa

be-
beternak, bekerja

bel-
belajar

D.    KATA
Menurut (Ramlan 2009), Kata merupakan dua macam satuan yaitu, satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik kata terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku tersebut terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik kata terdiri atas  satu atau beberapa morfem.
Yang dimaksud kata adalah satuan bebas terkecil atau kata lain setiap satu-satuan bebas merupakan kata.
Proses pembentukan kata memiliki dua hasil, yaitu bentuk dan makna gramatikal. Bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna merupakan isi dari wujud fisik atau bentuk itu.
Kata bersifat renggang. Kata bisa disisipi dengan kata-kata lain sehingg menjadi kalimat.
E.     JENIS MORFEM
a.       Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung
Morfem memiliki dua macam, yaitu mofem bebas dan morfem terikat.
1.      Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri yang berupa kata dasar, seperti jual, beli, duduk, dan tidur. Contoh tersebut merupakan satuan terkecil yang memiliki makna. 
2.      Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain. Dalam hal ini semua afiks dalam Bahasa Indonesia merupakan morfem terikat. Morfem terikat yang berupa kata dasar seperti, henti, juang, dan geletak. Untuk dapat digunakan morfem tersebut harus digabung atau afiks dengan morfem lain.Misalnya :
Juang = berjuang, pejuang
Henti= berhenti, perhentian, menghentikan
Ø  Contoh :
Membantu =    morfem bebas: bantu
Morfem terikat : mem-
                        Mencari =       morfem bebas : cari
                                                Morfem terikat : men-
                        Membawa =    morfem bebas : bawa
                                                Morfem terikat : mem-
b.      Berdasarkan keutuhan bentuknya
1.      Morfem utuh merupakan satu kesatuan yang utuh,semua morfem dasar bebas maupun terikat serta prefiks,infiks dan surfiks termasuk morfem utuh.
2.      Morfem terbagi merupakan morfem yang fisiknya terbagi atau disispi morfem lain.
c.       Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata
1.      Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya beli, makan, merah.
2.      Morfem afiks merupakan kata yang tidak dapat menjadi dasar,melainkan hanya sebagai pembentuk .  Misalnya,me , -kan, dan pe-an.
d.      Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya
1.      Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem – fonem segmental yaitu morfem yang berupa bunyi yang dapat disegmentasikan. Misalnya lihat, ter-, sikat, -lah.
2.      Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.
e.       Berdasarkan kehadirannya secara kongkrit
1.      Morfem wujud adalah morfem yang ada secara nyata.
2.      Morfem tan wujud adalah morfem yang tidak ada dalam bahasa Indonesia tetapi ada dalam bahasa Inggris.
f.        Berdasarkan ciri semantik
1.      Bermakna leksikal
2.      Bermakna gramatikal
F.      MORFEM DASAR, BENTUK DASAR, PANGKAL, AKAR, LEKSEM
Istilah Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar dalam morfologi karena dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, dapat diulang dalam proses reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain. Dalam Morfem dasar yaitu morfem dasar bebas dan morfem dasar terikat dan afiks.
Istilah bentuk dasar digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan dari morfem.
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif. Hal ini terjadi pada bahasa-bahasa fleksi seperti, bahasa arab, bahasa itali, bahasa jerman, bahasa prancis. Dalam Bahasa Indonesia pembentukan kata inflektif hanya pada proses pembentukan verba.
Istilah akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Maksudnya, akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiknya ditanggalkan. Misalnya kata memberlakukan terdiri atas prefiks me-, ber-, dan sufiks –kan, maka yang tersisa adalah kata akar laku.
Istilah leksem digunakan dalam dua bidang kajian linguistic, yaitu bidang morfologi dan bidang semantic. Dalam bidang morfologi digunakan untuk memenuhi konsep “bentuk yang akan menjadi kata” melalui proses morfologi. Sedangkan bidang semantic leksem adalah satuan bahasa yang memiliki sebuah makna.



G.    MORFEM AFIKS
Morfem afiks atau imbuhan adalah bentuk morfem terkecil yang mempunyai arti dan selalu berimbuhan atau digabung dengan morfem bebas atau kata dasar, namun biasanya juga berupa morfem terikat.
Proses memberi imbuhan atau afiksasi dapat menyebabkan perubahan bunyi, fungsi kata dan makna. Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas:
a.       Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan didepam kata dasar. Di dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa awalan, yaitu ber-, per-, meng-, di-, ter-, ke-, dan se-. Contoh :
1.      Bertemu, berjalan, berdoa,
2.      Persegi
3.      Menggali, meninju
4.      Dilipat, ditiru
5.      Tertawa, terlihat
6.      Kesatu, kedua
7.      Setempat, sedesa
b.      Infiks (sisipan)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan ditengah kata dasar. Seperti, -el, -em, -er, dan –in. contoh kata:
1.      Getar = gemetar
2.      Gigi = gerigi
3.      Geger = gelegar
4.      Kelut = kemelut
c.       Sufiks (akhiran)
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada akhir kata dasar. Seperti, -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, dan –nya.contoh kata:
1.      Ambil = ambilkan
2.      Seni = seniman
3.      Warta = wartawan
4.      Minum = minuman
5.      Kecil = kecilkan
d.      Konfiks (imbuhan terbelah)
Komfiks adalah imbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir kata dasar. Contoh kata:
1.      Ke-…-an = keuangan, kesakitan, kebaikan.
2.      Ber-…-an = berterbangan, berhamburan, berjatuhan
3.      Peng-…-an = pengalaman, pengambilan
4.      Per-…-an = pergaulan, pertemuan
e.       Simulfiks (imbuhan gabung)
Simulfiks (imbuhan gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar namun tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Contoh kata :
1.      Member-kan = memberlakukan, memberdayakan
2.      Laku dan daya = berlakukan, berdayakan

DAFTAR PUSTAKA
1.      Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
2.      Masnur, Muslich. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

3.      Ramlan. 2009. Mofoligi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar