NAMA :
DELFI NOFITA SARI
NIM :
166048
KELAS : PBSI 2016 A
MATA KULIAH : MORFOLOGI
IDENTIFIKASI MORFEM
Menurut (Chaer, 2008: 13)
identifikasi morfem adalah sebagai berikut:
A.
MORF
Morf merupakan bentuk yang belum diketahui statusnya atau belum
jelas statusnya, apakah akan menjadi . Contoh:
meN = {me-},
{meng-}, {mer-}, {men-}, {meny-}
morf alomorf
B.
MORFEM
Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang bermakna. Morfem
dapat berupa kata dasar dan juga dapat berupa afiks.
Morfem memiliki dua macam, yaitu mofem bebas dan morfem terikat.
1.
Morfem bebas adalah morfem yang
dapat berdiri sendiri yang berupa kata dasar, seperti jual, beli, duduk, dan
tidur. Contoh tersebut merupakan satuan terkecil yang memiliki makna.
2.
Morfem terikat adalah morfem yang
harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain. Dalam hal ini semua afiks
dalam Bahasa Indonesia merupakan morfem terikat. Morfem terikat yang berupa
kata dasar seperti, henti, juang, dan geletak. Untuk dapat
digunakan morfem tersebut harus digabung atau afiks dengan morfem lain.Misalnya
:
Juang = berjuang, pejuang
Henti= berhenti, perhentian, menghentikan
Ø Contoh :
Membantu = morfem
bebas: bantu
Morfem terikat : mem-
Mencari
= morfem bebas : cari
Morfem
terikat : men-
Membawa
= morfem bebas : bawa
Morfem
terikat : mem-
Ø Bagan morfem :





afiks
C.
ALOMORF
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda tetapi
mempunyai fungsi dan makna yang sama. Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki
sebuah alomorf, namun ada juga yang memiliki beberapa alomorf. Misalnya morfem ber-
memiliki tiga bentuk alomorf yaitu ber- , be- , dan bel-.
MORFEM
|
ALOMORF
|
CONTOH (PADA KATA)
|
ber-
|
ber-
|
bertemu, berdoa
|
|
be-
|
beternak, bekerja
|
|
bel-
|
belajar
|
D.
KATA
Menurut (Ramlan 2009), Kata merupakan dua macam satuan yaitu,
satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik kata terdiri
dari satu atau beberapa suku, dan suku tersebut terdiri dari satu atau beberapa
fonem. Sebagai satuan gramatik kata terdiri atas satu atau beberapa morfem.
Yang dimaksud kata adalah satuan bebas terkecil atau kata lain
setiap satu-satuan bebas merupakan kata.
Proses pembentukan kata memiliki dua hasil, yaitu bentuk dan makna
gramatikal. Bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna merupakan isi dari wujud
fisik atau bentuk itu.
Kata bersifat renggang. Kata bisa disisipi dengan kata-kata lain
sehingg menjadi kalimat.
E.
JENIS MORFEM
a.
Berdasarkan kebebasannya untuk dapat
digunakan langsung
Morfem memiliki dua macam, yaitu mofem bebas dan morfem terikat.
1.
Morfem bebas adalah morfem yang
dapat berdiri sendiri yang berupa kata dasar, seperti jual, beli, duduk, dan
tidur. Contoh tersebut merupakan satuan terkecil yang memiliki makna.
2.
Morfem terikat adalah morfem yang
harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain. Dalam hal ini semua afiks
dalam Bahasa Indonesia merupakan morfem terikat. Morfem terikat yang berupa
kata dasar seperti, henti, juang, dan geletak. Untuk dapat
digunakan morfem tersebut harus digabung atau afiks dengan morfem lain.Misalnya
:
Juang = berjuang, pejuang
Henti= berhenti, perhentian, menghentikan
Ø Contoh :
Membantu = morfem
bebas: bantu
Morfem terikat : mem-
Mencari
= morfem bebas : cari
Morfem
terikat : men-
Membawa
= morfem bebas : bawa
Morfem
terikat : mem-
b.
Berdasarkan keutuhan bentuknya
1.
Morfem utuh merupakan satu kesatuan
yang utuh,semua morfem dasar bebas maupun terikat serta prefiks,infiks dan
surfiks termasuk morfem utuh.
2.
Morfem terbagi merupakan morfem yang
fisiknya terbagi atau disispi morfem lain.
c.
Berdasarkan kemungkinan menjadi
dasar dalam pembentukan kata
1.
Morfem dasar adalah morfem yang
dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya beli, makan, merah.
2.
Morfem afiks merupakan kata yang
tidak dapat menjadi dasar,melainkan hanya sebagai pembentuk . Misalnya,me , -kan, dan pe-an.
d.
Berdasarkan jenis fonem yang
membentuknya
1.
Morfem segmental adalah morfem yang
dibentuk oleh fonem – fonem segmental yaitu morfem yang berupa bunyi yang dapat
disegmentasikan. Misalnya lihat, ter-, sikat, -lah.
2.
Morfem suprasegmental adalah morfem
yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.
e.
Berdasarkan kehadirannya secara
kongkrit
1.
Morfem wujud adalah morfem yang ada
secara nyata.
2.
Morfem tan wujud adalah morfem yang
tidak ada dalam bahasa Indonesia tetapi ada dalam bahasa Inggris.
f.
Berdasarkan ciri semantik
1.
Bermakna leksikal
2.
Bermakna gramatikal
F.
MORFEM DASAR, BENTUK DASAR, PANGKAL,
AKAR, LEKSEM
Istilah Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan
morfem afiks. Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar dalam morfologi
karena dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, dapat diulang dalam
proses reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain. Dalam Morfem
dasar yaitu morfem dasar bebas dan morfem dasar terikat dan afiks.
Istilah bentuk dasar digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang
menjadi dasar suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem
tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan dari morfem.
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar
dalam proses pembentukan kata inflektif. Hal ini terjadi pada bahasa-bahasa
fleksi seperti, bahasa arab, bahasa itali, bahasa jerman, bahasa prancis. Dalam
Bahasa Indonesia pembentukan kata inflektif hanya pada proses pembentukan verba.
Istilah akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak
dapat dianalisis lebih jauh lagi. Maksudnya, akar adalah bentuk yang tersisa
setelah semua afiknya ditanggalkan. Misalnya kata memberlakukan terdiri
atas prefiks me-, ber-, dan sufiks –kan, maka yang tersisa adalah
kata akar laku.
Istilah leksem digunakan dalam dua bidang kajian linguistic, yaitu
bidang morfologi dan bidang semantic. Dalam bidang morfologi digunakan untuk
memenuhi konsep “bentuk yang akan menjadi kata” melalui proses morfologi.
Sedangkan bidang semantic leksem adalah satuan bahasa yang memiliki sebuah
makna.
G.
MORFEM AFIKS
Morfem afiks atau imbuhan adalah bentuk morfem terkecil yang
mempunyai arti dan selalu berimbuhan atau digabung dengan morfem bebas atau kata
dasar, namun biasanya juga berupa morfem terikat.
Proses memberi imbuhan atau afiksasi dapat menyebabkan perubahan
bunyi, fungsi kata dan makna. Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas:
a.
Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan didepam kata dasar.
Di dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa awalan, yaitu ber-, per-, meng-,
di-, ter-, ke-, dan se-. Contoh :
1.
Bertemu, berjalan, berdoa,
2.
Persegi
3.
Menggali, meninju
4.
Dilipat, ditiru
5.
Tertawa, terlihat
6.
Kesatu, kedua
7.
Setempat, sedesa
b.
Infiks (sisipan)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan ditengah kata dasar. Seperti,
-el, -em, -er, dan –in. contoh kata:
1.
Getar = gemetar
2.
Gigi = gerigi
3.
Geger = gelegar
4.
Kelut = kemelut
c.
Sufiks (akhiran)
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada akhir kata dasar.
Seperti, -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, dan –nya.contoh kata:
1.
Ambil = ambilkan
2.
Seni = seniman
3.
Warta = wartawan
4.
Minum = minuman
5.
Kecil = kecilkan
d.
Konfiks (imbuhan terbelah)
Komfiks adalah imbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir kata
dasar. Contoh kata:
1.
Ke-…-an = keuangan, kesakitan,
kebaikan.
2.
Ber-…-an = berterbangan,
berhamburan, berjatuhan
3.
Peng-…-an = pengalaman, pengambilan
4.
Per-…-an = pergaulan, pertemuan
e.
Simulfiks (imbuhan gabung)
Simulfiks (imbuhan gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang
ditambahkan pada kata dasar namun tidak sekaligus, tetapi secara bertahap.
Contoh kata :
1.
Member-kan = memberlakukan,
memberdayakan
2.
Laku dan daya = berlakukan,
berdayakan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
2.
Masnur, Muslich. 2010. Tata Bentuk
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
3.
Ramlan. 2009. Mofoligi Suatu
Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar